Min Yoongi's Book: 'Life Lesson'
Friyay comeback, kali ini aku mau share something nih..
Jujur saja, aku hobi baca buku tapi sangat pemilih menyangkut bahan bacaan, biasanya lebih ke genre comedy / novel / anime karena menurutku bacaan tersebut akan menghiburku😊 Awalya aku memang ingin baca Demian by Hermann Hesse sama The Ones Who Walk Away from Omelas by Ursula K. Le Guin yang pernah muncul di artikel kalau 2 buku itu yang menginspirasi RM cs buat bikin Wings theory sama Spring Day MVnya. Tapi karena si Omelas tidak kutemukan yang versi hardcopynya dan harus beli kindle version padahal aku pun tak punya aplikasinya. Jadilah aku tertarik dengan buku ini hanya karena seorang Min Yoongi. Suatu kali, waktu fangirling.. ada akun twitter seorang army yang mengatakan bahwa foto previewnya di bulan Desember 2017 di Gimpo airport, Yoongi terlihat membawa sebuah buku yang diketahui berjudul "인생 수업".
Karena
merasa penasaran dengan buku itu, aku pun memutuskan untuk mencari seperti apa isi
buku tersebut dengan membeli English versionnya di situs Ama*** sebulan lalu~ and
ended up 'fell in love at the first chapter'~
Sebenarnya
aku baca buku ini juga tersendat-sendat, harusnya minggu lalu saat weekend
ingin menamatkannya tapi berhubung banyak hal yang salah satunya bighit
mengeluarkan ‘Euphoria’ theme Love Yourself series ‘Wonder’ yah terpaksa aku
teracuni menyusul puzzle story MVnya forever ‘HwaYangYeonHwa’ yang ternyata
bikin pusiang kepala dan berakhir hutang baca 2 bab lagi. But allow me untuk berbagi
sedikit review dari buku ini. Let’s start it!
인생
수업 adalah edisi korea
dari buku "Life Lessons: Two Experts on Death and Dying Teach Us About the
Mysteries of Life and Living" yang diterbitkan oleh penerbit Ire pada
Januari 2007.
Buku "Life Lessons: Two Experts on Death and Dying Teach Us About the Mysteries of Life and Living" itu sendiri adalah hasil kolaborasi antara Elisabeth Kübler-Ross dan David Kessler yang diterbitkan pada tahun 2000.
Elisabeth
Kübler-Ross, MD, [1926-2004] adalah seorang psikiater kelahiran Swiss,
humanitarian, dan salah satu pendiri gerakan 'hospice' di seluruh dunia. Dia
juga penulis buku "On Death and Dying", yang pertama kali membahas
'The Five Stages of Grief'. Elisabeth menulis 24 buku dalam 36 bahasa dan
menghibur jutaan orang yang menghadapi kematian mereka sendiri atau kematian
orang yang dicintai, mencakup mengajarkan perawatan yang manusiawi bagi orang
yang sekarat dan pentingnya mencintai tanpa syarat. Sedangkan David Kessler
adalah penulis buku "The Needs of the Dying" yang telah diterjemahkan
ke dalam 11 bahasa. Dia merupakan pemimpin yang diakui secara nasional di
bidang perawatan di rumah sakit dan perawatan paliatif.
Nah yang aku baca English version ini basicnya teks bahasa inggris dengan tebal 224 halaman, berisi 14 bab yang terdiri dari :
Chapter
1—Authenticity
Chapter 2—Love
Chapter
3—Relationships
Chapter 4—Loss
Chapter 5—Power
Chapter 6—Guilt
Chapter 7—Time
Chapter 8—Fear
Chapter 9—Anger
Chapter 10—Play
Chapter 11—Patience
Chapter 12—Surrender
Chapter
13—Forgiveness
Chapter 14—Happiness
Setelah 12 bab yang aku baca, disini bisa diceritakan
~
"Is this really
how I want to live my life?"
Hidup
memberikan kita pelajaran, kebenaran universal, mengajarkan dasar-dasar tentang
cinta, ketakutan, waktu, kekuatan, kehilangan, kebahagiaan, hubungan, dan
keaslian. Kita tidak bahagia hari ini karena kehidupan yang sangat kompleks;
kita tidak bahagia karena kita kehilangan kesederhanaan yang mendasarinya. Dan
tantangan sebenarnya adalah menemukan makna murni dari hidup ini. Banyak dari
kita berpikir bahwa kita diajarkan tentang cinta namun kita tidak menemukan
cinta yang diharapkan, karena itu bukan cinta. Ini adalah bayangan yang gelap
karena rasa takut, perasaan tidak aman, dan harapan. Kita berjalan di bumi
bersama namun merasa sendiri, tak berdaya, dan merasa malu.
Ya,
kita menjalani hidup yang menyenangkan tapi apakah kita pernah meluangkan waktu
untuk benar-benar hidup?
Sadar
atau tidak, kita semua mencari jawaban, mencoba mempelajari pelajaran hidup.
Kita bergulat dengan rasa takut dan bersalah. Mencari makna, cinta, dan
kekuatan. Bahkan mencoba untuk memahami rasa takut, kehilangan, dan waktu. Kita
berusaha untuk menemukan siapa kita dan bagaimana kita bisa menjadi benar-benar
bahagia dalam hidup kita. Terkadang kita mencari hal-hal ini pada orang-orang
terdekat kita, dalam agama, Tuhan, atau tempat-tempat lainnya. Bahkan kita
mencarinya dengan menggunakan uang, status, pekerjaan yang sempurna, atau hal
lainnya hanya untuk menemukan makna yang kita harapkan dan akhirnya membuat
kita sakit hati. Menjalani hidup ini tanpa pemahaman yang lebih dalam tentang
maknanya akan membuat kita merasa hampa, percaya bahwa hanya ada sedikit atau
tidak ada makna bagi kehidupan, atau bahkan menganggap cinta dan kebahagiaan
hanyalah ilusi belaka.
Pelajaran
hidup ini seperti mencapai sebuah kedewasaan. Kita tidak tiba-tiba lebih
bahagia, kaya, atau berkuasa, tapi membuat kita lebih memahami dunia di sekitar
kita serta merasakan damai dalam diri sendiri. Belajar pelajaran hidup bukan
tentang membuat hidup menjadi sempurna, tapi tentang melihat kehidupan sebagaimana
mestinya. Dalam perjalanan ini kita mungkin diberi banyak, atau sedikit saja,
dari hal-hal yang harus kita hadapi, tapi tidak akan lebih dari yang bisa kita
tangani.
"I now delight
in the imperfections of life."
Ada
begitu banyak pelajaran untuk dipelajari dalam kehidupan, tidak mungkin
menguasai mereka semua dalam waktu yang singkat. Tapi semakin banyak pelajaran
yang kita pelajari semakin kita akan merasa hidup, benar-benar menjalani hidup.
Kita
belajar bahwa kita tidak sendiri, melihat bagaimana kita semua terhubung,
bagaimana cinta tumbuh dan sebuah hubungan yang memperkaya kita. Dengan harapan
kita akan memperbaiki persepsi bahwa kita lemah, menyadari bahwa kita memiliki
semua kekuatan alam semesta di dalam diri kita sendiri. Belajar kebenaran
tentang ilusi, tentang kebahagiaan dan mengetahui siapa diri kita sebenarnya.
Kita belajar bagaimana kita telah memberikan semua yang kita bisa usahakan
untuk membuat hidup kita menjadi lebih indah.
Dan
pada akhirnya nanti kita mampu menyingkirkan kenegatifan kita dan menemukan
yang terbaik dalam diri kita dan satu sama lain. Hidup untuk saling
menyembuhkan satu sama lain dan diri sendiri; bukan penyembuhan seperti dalam
pemulihan fisik, tapi penyembuhannya jauh lebih dalam. Penyembuhan rohani, jiwa
kita.
Kita
akan menemukan banyak hal dalam perjalanan panjang dan terkadang hal aneh yang
kita lihat sebagai kehidupan, tapi kebanyakan kita menemukan diri kita sendiri
di dalamnya. Siapa kita sebenarnya, apa yang paling berarti bagi kita. Kita
belajar dari puncak dan lembah apa arti cinta dan hubungan sebenarnya. Kita
menemukan keberanian untuk menyingkirkan kemarahan, air mata, dan ketakutan
kita. Dalam semua ini, kita telah diberi semua yang kita butuhkan untuk merasa
hidup--untuk menemukan kebahagiaan. Bukan hidup yang sempurna, bukan cerita
dongeng, tapi hidup otentik yang bisa membuat hati kita penuh dengan makna.
"To not just be
alive, but to feel alive"
Kuakui
BTS memang tidak lepas dari sastra jika menyangkut kehidupan musik. Dari buku
ini, aku juga setuju sama Namjoon yang bilang tempo hari kalau Yoongi itu memang
tahu segala sesuatunya, terlihat dari in the way of talking sama influential
characternya ❤❤❤ Maybe karena dia banyak menghirup buku
motivasi atau buku kehidupan kayak gini kali ya ㅋㅋㅋ
Anyway, kalau ada
yang mau ngasih buku Demian / Omelas yang belum sempat ku miliki atau Life
Balancer, yang baru-baru ini dipost sama Taehyung, sini.. kasih aja ke aku, ditampung
sepenuh hati kok!
So, menurut kalian
gimana nih..tertarik buat baca bukunya?
Kalau
aku kasih poin.. 8 dari 10 buat merekomendasikan kalian untuk baca buku
ini ^^ (tapi aku tidak rekomen kalau kalian
dari awal memang tidak suka tipe buku macam begini hlo ya, karena nanti bakalan
jadi alas tidur doang :D :D)
see you~
0 komentar